Segelintir Realitas Miris Negeri Kita
Media massa, apapun bentuknya, merupakan sarana yang dapat digunakan oleh publik untuk mengontrol gerak-gerik penguasa negeri. Dari media massa kita bisa melihat bagaimana konyolnya perilaku para anggota DPR yang terhormat dalam menggunakan alokasi dana operasional mereka. Beberapa data yang dikemukakan oleh kelompok-kelompok pemerhati parlemen menyebutkan bahwa sebagian besar penggunaan dana tersebut adalah untuk biaya pengadaan barang. Sebut saja renovasi ruang banggar yang mencapai Rp. 20 M lebih, renovasi toilet yang mencapai Rp. 2 M lebih, dan kita juga mendengar adanya pengadaan kalender yang mencapai Rp. 1.3 M. Hal tersebut terasa begitu sangat ironis ketika media massa mendapati bagaimana susahnya anak-anak sekolah di Banten yang harus menyebrangi sungai menggunakan jembatan yang sudah hampir putus. Ada lagi berita hari ini yang isinya masih seputar sarpras pendidikan, yaitu robohnya bangunan sekolahan yang ada di salah satu SD di Banten. Pendidikan adalah hal dasar yang harus dimiliki oleh setiap insan negeri dan seharusnya diberikan prasarana yang minimal memadai. Dan terasa sangat tidak pantas lagi jika kita melihat realitas keadaan beberapa pelosok daerah negeri ini yang maih jauh dari kata layak. Ditambah lagi ketika kita melihat bagaimana perilaku lucu mereka yang saling mengambinghitamkan dan tidak mau disalahkan kemudian saling melempar aksi tidak tahu menahu. Maka tidak heran jika kemudian banyak hujatan yang ditujukan kepada para anggota dewan yang terhormat tersebut.