Yang Perlu Kita Cermati
Trend bencana di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Bencana hidrometeorologi seperti banjir, kekeringan, tanah longsor, puting beliung dan gelombang pasang merupakan jenis bencana yang dominan di Indonesia. Bencana hidrometeorologi terjadi rata-rata hampir 70% dari total bencana di Indonesia. Perubahan iklim global, perubahan penggunaan lahan dan meningkatnya jumlah penduduk makin memperbesar ancaman risiko bencana di Indonesia dimana bencana tersebut telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian yang besar.
Pusat data, informasi, dan humas BNPB mencatat pada tahun 2010 lalu, bencana besar yang terjadi di Indonesia antara lain: Tanah longsor di Ciwidey Jawa Barat pada 22 Februari 2010 yang mengakibatkan 44 orang meninggal. Banjir di hulu dan hilir Sungai Citarum Jawa Barat pada Maret 2010 yang menyebabkan sekitar 105 ribu lebih orang mengungsi. Banjir bandang Wasior pada 5 Oktober 2010 dengan korban 291 orang meninggal. Secara statistik,
bencana di Indonesia terjadi sekitar 644 kejadian bencana. Jumlah orang meninggal mencapai 1.711. Menderita dan hilang sekitar 1.398.923 orang. Rumah rusak berat 14.639 unit, rusak sedang 2.830 unit dan rusak ringan 25.030. Dari 644 kejadian bencana tersebut, sekitar 81,5% atau 517 kejadian bencana adalah bencana hidrometerologi. Sedangkan bencana geologi seperti gempabumi, tsunami dan gunung meletus masing-masing terjadi 13 kali (2%), 1 kali (0,2%) dan 3 kali (0,5%).
bencana di Indonesia terjadi sekitar 644 kejadian bencana. Jumlah orang meninggal mencapai 1.711. Menderita dan hilang sekitar 1.398.923 orang. Rumah rusak berat 14.639 unit, rusak sedang 2.830 unit dan rusak ringan 25.030. Dari 644 kejadian bencana tersebut, sekitar 81,5% atau 517 kejadian bencana adalah bencana hidrometerologi. Sedangkan bencana geologi seperti gempabumi, tsunami dan gunung meletus masing-masing terjadi 13 kali (2%), 1 kali (0,2%) dan 3 kali (0,5%).
Bencana hidrometeorologi erat kaitannya dengan anomali (perubahan) suhu bumi. Jika suhu bumi meningkat secara ekstrim maka dapat dipastikan cuaca pun akan ikut berubah. Satu-satunya jalan untuk menghindari terjadinya bencana tersebut adalah dengan menjaga stabilitas ekosistem. Dan satabilitas tersebut dapat terjaga hanya jika keadaan hutan di kawasan dalam kondisi yang baik. Hutan yang masih bagus ditandai dengan masih lengkapnya unsur-unsur penyusunnya dimana dari hal itulah beberapa fungsi hutan yang berkaitan dengan penjagaan terhadap stabilitas ekosistem akan terwujud. []
*) Pandangan Pribadi
*) Pandangan Pribadi
No comments:
Post a Comment